Fokus Tawaran adalah :

DANDIM Jayapura (Napoleon), Penawaran Kerja Sama

Dalam Pembicaraan, DANDIM mengatakan kepada Ketua Dewan Adat Papua (Forkorus Yaboysembut) bahwa kita perlu keja sama dalam era pembangunan OTSUS di Papua, dan Dewan Adat Papua harus mengakui keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). DANDIM juga menegaskan kepada Ketua Dewan Adat Papua bahwa Dewan Adat, jangan melakukan kegiatan separate di Tanah Papua. Sebab hal itu akan mengganggu stabilitas Negara dan lebih khusus daerah telah berlangsung kurang lebih 1 jam dan mereka datang dengan menggunakan dua mobil, yang antara lain 1 mobil Dinas Bintang 1 (Dandim) dan yang satunya lagi Kijang Plat Hitam / photo terlampir. Dandim melanjutkan Pembicaraan dengan topic tentang Wawasan Nusantara, yang mana telah memberikan pesan-pesan khusus kepada Ketua Dewan Adat Papua. Pesan-Pesan yang dimaksud adalah semua elemen masyarakat harus dan tetap mendukung, program Pembangunan yang dijalankan oleh Pemerintah Republik Indonesia di seluruh Tanah Papua. Dewan Adat Papua juga harus menhargai dan berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia , sebab Paemerintah telah dan sedang membangun Papua dengan baik. Dari hasil Pembicaraan DANDIM dengan Ketua Dewan Adat ini menunjukan bahwa TNI/POLRI dan BIN, telah dan sedang menunjukan Kebodohan mmereka Kepada Public. Data ini adalah hasil kerja keras PIS (Papua Intelegen Service), yang mana telah dan sedang kerja keras selama dua tahun ini. Oleh Karena itu Activis HAM Papua memintah Perhatian Internasional atas situasi yang berkembang di Papua, sebab hal ini sangat membahayakan dan Masyarakat Asli Papua sedang dalam ketakutan akibat Penteropan Pasukan dalam Jumlah Besar di seluruh Tanah Papua dan malakukan latihan-latihan di wilayah adapt masyaraakjjt Papua. Juga TNI/POLRI dan Melakukan hal yang sama terhadap masyarakat asli Papua di seluruh wilayah Tanah Papua Barat.


Kepala Seksi Teritorial Korem 172/PWY Jayapura (Mayor Inf. Leo Rajendra, Clarifikasi Pelatihan Militer Dilingkungan Masyarakat Adat Saboron Yaro dan Mengantar Undangan Tentang prayaan Hut Kodam XVII Trikora dan Uadangan Pesta Rakyat di Saboron Kampung Dosai Kabupaten Jayapura Mayor Inf. Leo Rajendra, Datang ke Kediaman Ketua dewan Adat Papua di Saboron yaru, Dosai bertujuan untuk menyelaskan tentang Latihan Militer di Wilayah Adatnya. Karena menurut penilaian atau pandangan Ketua dewan Adat Papua bahwa Pelatihan sangat mengejutkan dirinya dan komponen masyarakat setempat (Tokoh Adat, Agama, Perempuan dan Pemuda), sebab tidak ada surat pemberitahuan Resmi dari pihak TNI. Semestinya diberitahukan dulu Rencana Latihan Militer, mengyangkut Jadwal Pelaksanaan Kegiatan. Rombonga Mayor Inf. Leo Rajendra datang tepat pukul 16.30, dengan membawa undangan Perayaan Hut Kodam XVII Trikora dan menyampaikan mintah maaf Kepada Ketua Dewan Adat Papua dan Masyarakat setempat terkait Kegitan Latihan Militer yang telah berlangsung 3 hari tanpa Pemberitahuan. Dalam diskusi lanjutan, Kepala Teritorial menyelaskan bahwa kegiatan Pelatihan ini dengan tujuan ”TNI BERSAMA MASYARAKAT MELAWAN MUSUH” yang mengganggu Negara Kesatuan Republik Indonesia dan memupuk Rasa Kekeluargaan Militer dan Masyarakat.

Dalam Rangka memperingati Hut Kodam XVII Trikora ke-55, yang bersangkutan menyelaskan beberapa kegiatan yang sementara disiapkan:
1. TNI mengadakan pesta Rakyat dengan cara bakar batu ( ala budaya Daerah Pegunugan Tengah Papua). Dalam acara yang dimaksud, Membeli Babi dari masyarakat di kota Jayapura dan lainnya datangkan dari Menado Sulawesi Utara. Juga membeli kambing serta ayam, dll.
2. Mengadakan Basar murah secara kusus 9 bahan pokok, supaya masyarakat tetap dapat bagian sebelumnya di bagikan kupon supaya orang dari kota jangan pergi membeli barang murah.
3. Mengadakan pelayanan Kessehatan (Pengobatan gratis) bagi masyarakat setempat.

Komandan Korem Teritorial lebih lanjut menjelaskan, kegiatan seperti ini sudah pernah ada namun dari Orde Baru masuk ke Reformasi ini kurang di perhatikan sehingga dalam tahun ini dan seterusnya kami TNI membangun kepercayaan dengan kegiatan bersama seperti ini.

Jumlah kekuatan personil dalam latihan di perkirakan 5000 orang, dari seluruh Batalyon se Papua.1 Brigade (satu brigade).

Ketua Dewan Adat Papua dapat memyampaikan kepadanya bahwa:
Saya hanya sesalkan cara seperti ini karena peluru nyasar itu sangat berbahaya sekali, bila masyarakat saya jadi korban. Sebenarnya cari tempat yang lebih strategis dan jauh dari jangkauan masyarakat, tetapi malah ini latihan militer di tengah-tengah masyarakat. Program Latihan Militer ini sangat terganggu, dari aktifitas Masyaraakat sehari-hari. Bunyi tembakan biasa maupun ledakan Bom dari jauh saja sangat terasa, apa lagi ini dalam perkampungan masyarakat. Kegiatan Latihan Militer ini sangat Mengganggu Masyarakat yang melakukan Activitas sehari-hari. (kata Ketua Dewan Adat Papua Kepada Komandan Korem).

Untuk diketahuinya bahwa di seluruh Tanah Papua Barat, TNI melakukan Kegiatan yang sama. Tujuan utama adalah membujuk Rakyat Semesta Bangsa Papua Barat, untuk senantiasa ikut serta mendukung pembangunan yang dijalankan oleh Pemerintah Indonesia (Tetap NKRI). Yang Istimewa adalah mematikan sendi-sendi perjuangan Rakyat Bangsa Papua, agar Rakyat jangan bicara Papua Merdeka. Kegiatan semacam ini tidak Pernah diadakan sebelumnya, tetapi baru kali ini mereka lakukan. Dengan demikian maka, kita dapat mengartikan bahwa dengan terselesainya Konfrensi Dewan Adat Papua II di GOR Cenderawasih pada 03-07 July disertai dengan pembentangan Bendera Bintang Kejora dalam tarian membuat TNI/POLRI kebakaran Jengkot. Dalam hal ini orang senonohpun bisa mengartikan maksud dan tujuan daripada Pelatihan Militer, yang tiba-tiba dan dilingkungan Masyarakat. Hal ini adalah Proses Terror dan Intimidasi yang telah dan sedang TNI/POLRI lakukan Terhadap Rakyat Bangsa Papua selama dari taahun 1963 sampai dengan tahun 2007. Oleh karena itu jangan kita biarkan dan atau serahkan dengan kegiatan yang merugikan Rakyat Bangsa Papua Barat, sebab hal semacam ini akan mengganggu dan membunuh Karakter Orang Papua. Ingatpula bahwa Indonesia tunjukan Kebodohan Mereka, melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh TNI.
Laporan tanggal 29 Juli 2007, di lokasi kegiatan latihan, tempat persiapan acara pesta rakyat baker batu masyarakat setempat melaporkan pagi-pagi ada timbul suatu bau yang sangat busuk sehingga masyarakat mengecek ternata bau itu timbul dari oknum TNI yang menyemprotkan Racun pada kayu api yang besoknya mau pake. Sehingga masyarakat rasa trauma dan takut. (Lap.Ketua DAP dari lokasi kegiatan).

Lampiran Surat Undangan yang dikeluarkan oleh Dandim 172 melalui Comandan Korem 172 Jayapura (Mayor Inf. Leo Rajendra) dibawa ini.
Untuk HUT Kodam XVII Trikora atau pada halaman Lampiran d I Attachment Files.

Lampiran Surat Undangan Pesta Adat Masyarakt yang difasilitasikan oleh TNI, pada halaman terlampir pula.
Demikian Laporan pertama tentang kegiatan TNI di seluruh Tanah Papua, semoga laporan ini menjadi Perhatian oleh Kita orang Papua dan Pendukung Internasional atas Hak Kebebasan Hidup di atas Tanah Leluhur kami. Dilaporkan langsung dari tempat kediaman Ketua dewan Adat Papua (Forkorus Y) Saboron Yaru sentani Barat, West Papua .